Lentera pembawa senyumku telah padam dan hilang.
Kini, hanya tersisa sumbu yang terus menyulut api rindu.
Tak pernah mendapat air,
atau sekadar bayu yang berhembus sebagai obat di kalbu.
Matikan!
Kumohon!
Tolong!
Mengapa, mengapa harus ada penyakit yang bernama rindu,
bila dokter tak tau resep untuk itu?
Bahkan operasi pun tak kan menolong
Oh, akulah kucing piaraan yang rindu pada tuan.
Bila tuan tak memberiku makan, kemana aku akan mencari?
Tapi makan tak penting lagi buatku, yang kunanti hanya tuan.
Aku ingin menyela ketika tuan berjalan
Aku ingin mengandus ketika tuan menggoda,
bukan mencakar atau menggigit
Aku ingin mendongak ketika tuan mengimingiku ikan asin
Tuan, aku akan berlari bila tuan memanggilku
Aku akan melompat ke pangkuan tuan ketika tuan duduk
Aku akan tidur lelap kala tuan memberi belaian
Aku akan bahagia tuan
Bahagia….
Aku hanya ingin kembali bersama tuan
Di pangkuan tuan
Dan kumohon, biarkan lentera itu menyala kembali bersama kembalinya kau padaku, Tuan
‘Sifasa’
baidowi
Mei 17, 2012 @ 22:13:47
lanjutkan kreasimu jangan bosan bosan membuat tulisan kecil kecil karena sesuatu yang besar itu diraih dari hal yang kecil…………… semangat sukses for u
S. Fatichatus S.
Mei 17, 2012 @ 23:04:14
terimakasih kakak, doa panjenengan begitu berarti 🙂